Jumat, 30 April 2010

10 Wasiat Hasan Al Banna

1. Segera laksanakan shalat pada waktu anda mendengar azan, bagaimanapun kondisi anda

* Dari Abdullah bin Masud ra. Mengatakan, “Saya bertanya kepada Rasulullah saw., ‘Perbuatan apakah yang paling disukai Allah.’” Beliau menjawab, “Shalat tepat waktu”
* Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda, ‘Awal shalat keridhaan Allah, pertengahannya adalah rahmat Allah, akhirnya adalah pengampunan Allah.’”
* Keridhaan Allah adalah derajat pahala yang paling tinggi dalam shalat, rahmat Allah adalah derajat pertengahan, dan pengampunan adalah derajat terendah karena ia muncul oleh sikap mengabaikan dan menyepelekan shalat
* Rasulullah saw. berkata, “Shalat jamaah lebih baik daripada shalat yang dilakukan sendiri salah seorang di antara kalian sebanyak dua puluh lima derajat. Malaikat malam dan Malaikat siang berkumpul pada saat shalat shubuh.”

2. Bacalah Al-Quran, cermati, dengar atau berzikirlah kepada Allah, jangan habiskan waktumu terhadap sesuatu yang tidak berguna

* Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya”
* Allah berfirman, “Berzikirlah kepadaKu niscaya Aku akan ingat kepadamu”
* Allah berfirman, “Dirikanlah shalat untuk mengingatKu”
* Salah satu ciri orang yang beriman adalah mampu menjaga dirinya dari kesia-siaan (QS. Al-Mu’minuun: 3)

3. Bersungguh-sungguhlah berbahasa arab yang fasih, karena yang demikian itu syiar islam

* Mungkin ini bisa disetarakan dengan berbahasa yang sopan dan beradab, karena hal ini akan mendatangkan kharisma dan image yang baik

4. Jangan banyak berdebat dalam setiap hal, karena perdebatan tidak bisa mendatangkan kebaikan

* Debat atau perdebatan berarti saling berdialog dengan cara bersitegang dan saling tidak mau mengalah
* Isa as. Berkata, “Sesungguhnya permasalahan itu ada tiga hal: permasalahan yang jelas kebaikannya maka ikutilah, permasalahan yang jelas keburukannya maka jauhilah, dan permasalahan yang tidak jelas maka tanyakan kepada orang alim (ahlinya).”
* Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya akan dihancurkan orang-orang sebelum kalian karena debat, tinggalkan debat karena sedikit kebaikan yang ada padanya. Tinggalkan debat sesungguhnya orang mukmin tidak berdebat.”
* Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa meninggalkan debat dan dia di pihak yang batil (salah), maka baginya akan dibangunkan rumah di bawah surge, barangsiapa meninggalkan surge dan dia di pihak yang hak (benar), maka baginya akan dibangunkan rumah di tengahnya, dan barangsiapa yang baik akhlaknya, maka baginya akan dibangunkan rumah di atasnya.”
* Demikianlah Islam, menutup semua pintu yang bisa menceraiberaikan persatuan umat, dan menebarkan benih-benih permusuhan dan kebencian di antara umat, menghindarkan umat dari semua debat kusir yang penuh dengan kebatilan dan bala’.
* Perbedaannya jelas antara syura dengan debat, karena seorang pendebat tujuannya bukan menuju kepada kebenaran, akan tetapi tujuannya adalah ingin menyesatkan, membalikkan hakikat-hakikat, agar apa yang menjadi pendapatnya dianggap benar, meskipun pada hakikatnya kebatilan

5. Jangan banyak tertawa, karena hati yang tersambung dengan Allah akan tenang dan teduh

* Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati, dan menghilangkan kharisma seorang mukmin.”
* Pandangan Plato dan Aristoteles dalam hal ini sepakat bahwa tertawa merupakan salah satu reaksi jiwa yang berbahaya dan merugikan. Untuk itu, Plato berharap sandiwara komedi disaksikan oleh orang-orang biasa dan tidak oleh orang yang dikenal wara’, pemikir, dan mulia di kalangan masyarakat. Aristoteles juga melarang para pemuda untuk menonton sandiwara komedi yang banyak mengundang tawa, karena khawatir mereka akan dijangkiti kerusakan.
* Tertawa yang diharamkan adalah tertawa yang terlalu sering dan melampaui batas. Hal ini karena tergolong menjadi permainan dan melenakan dari kesungguhan dalam berbagai hal.
* Contoh tertawa yang baik dalam hal ini adalah para Nabi dan Rasul Allah. Banyak riwayat mengatakan bahwa Nabi kita Muhammad saw. tertawa, tetapi tertawanya tidak melampaui batas atau hanya tersenyum. Senyum Rasulullah saw. yang paling maksimal adalah Nampak gigi gerahamnya.
* Abdullah bin Harits mengatakan, “Saya tidak pernah melihat orang yang paling sering tersenyum selain Rasulullah saw., para sahabat banyak yang mencontohnya. Jika di antara para sahabat tertawa, maka tidak lebih dari tersenyum, mereka tidak berlebihan dalam hal itu.”

6. Jangan bercanda, sesungguhnya umat pejuang hanya mengenal keseriusan

* Islam mensyaratkan bercanda yang diperbolehkan, di mana sang pencanda senantiasa komitmen dengan kebenaran terhadap apa yang dikatakannya, tidak memperpanjang, tidak menjadikan bercanda sebagai prioritas, karena dengan itu akan sering jatuh pada kebatilan yang berupa kepalsuan dan kebohongan

7. Jangan keraskan suaramu melebihi hajat pendengar, karena itu mengganggu

* “…Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19)
* Mengeraskan suara adalah kebiasaan orang jahiliyah. Dahulu mereka memandangnya sebagai sebuah tanda kemuliaan/prestise dan derajat yang tinggi. Mereka menganggap orang yang paling keras suaranya adalah orang yang mulia. Sedangkan orang yang suaranya rendah dan kecil dianggap orang yang paling hina.
* “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus amalanmu , sedangkan kamu tidak menyadari. Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar kebanyakan mereka tidak mengerti.” (QS Al-Hujurat:2-4)
* Yang dimaksud dengan larangan di ayat ini dengan tidak melarang mengangkat suara secara mutlak kecuali jika itu dibutuhkan pendengar, maka pada saat itu meninggikan suara tidak dilarang, atau bahkan dengan suara lantang bisa membuat musuh takut, atau seseorang memang bersuara lantang, ini semua tidak terlarang. Namun yang terlarang adalah yang dilarang oleh islam, yaitu karena berlebihan dan mengganggu.
* Mengangkat suara tanpa ada keperluan, meski tidak terpuji pada dirinya, maka cukuplah itu membuatnya buruk dan tidak disukai.

8. Jauhilah menggunjing, melukai hati pihak-pihak lain, jangan berbicara kecuali dengan kebaikan

* Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat: 12)
* Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat: 11)
* Rasulullah saw. menganjurkan kita untuk menjauhi ghibah, dan memberikan pembelaan kepada yang digunjing, ketika seseorang menggunjingnya dan melecehkan harga diri orang tersebut.
* Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang membela harga diri saudaranya, maka Allah akan menolak azab neraka dari dirinya pada hari kiamat.”
* Namun, para ulama mengatakan, “Ada tiga hal yang tidak dianggap ghibah –maksudnya menggunjingnya tidak diharamkan- yaitu pemimpin yang zalim, orang yang membuat bid’ah dalam agama, dan para pendosa yang berbuat dosa dengan terang-terangan dan lainnya, yang dimaksudkan ada maksud baik dari ghibah tersebut.”

9. Berkenalanlah dengan siapa saja, yang engkau temui dari saudaramu, meski tidak diminta, karena azas dakwah kita adalah cinta dan saling mengenal

* Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13)
* Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran: 103)
* Allah berfirman, “KecintaanKu wajib bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, bagi orang-orang yang duduk di majelis karena Aku, bagi orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku, dan bagi orang-orang yang saling berbagi karena Aku.”
* Mereka yang saling mencintai karena Allah adalah orang-orang yang tidak mengharapkan balasan apa-apa dari sesame saudaranya. Mereka dilandasi oleh rasa persaudaraan yang murni dan jernih karena Allah, dalam cinta Allah dan dengan Allah.
* Imam Ali ra. Berkata, “Sesungguhnya sudaramu yang jujur yang selalu bersamamu. Orang lain mendatangkan mudharat, teman sejati bisa member manfaat. Jika zaman telah rusak, teman setia bisa membela dan berlaku tegas. Jika tercerai berai, ia menghimpun semua yang terserak.”
* Umar ra. Berkata, “Carilah teman yang jujur, kalian berlindung dalam perlindungannya, mereka adalah hiasan disaat bahagia, dan penolong saat ujian datang.”
* Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki pada dirinya kebaikan, maka ia akan diberikan teman yang shalih. Jika ia lupa ia mengingatkannya, jika ia mengingatnya ia memberikan pertolongan.”

10. Kewajiban lebih banyak dari waktu yang tersedia, bantu orang lain agar ia bisa memanfaatkan waktunya. Jika engkau sedang bekerja, maka ringkaslah dalam mengerjakannya

* Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu ; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat memajukannya
* Rasulullah saw. bersabda, “Orang berakal adalah mereka yang menjaga dirinya dari bekerja untuk kehidupan setelah mati. Sebaliknya orang yang dungu adalah mereka yang mengikuti hawa nafsunya dan memiliki angan-angan yang tinggi.”
* Seorang penyair berkata, “Jika engkau tidak menanam, dan engkau melihat orang lain panen, maka engkau akan menyesali kelalaianmu ketika masa tanam.”
* Rasulullah saw. berkata, “Jika engaku melihat seseorang tenggelam dalam mengefektifkan waktunya, maka jangan engkau mengganggunya dalam keasyikannya bekerja, namun jika engkau mempunyai hajat kepada orang tersebut, maka berusahalan menyelesaikannya dalam waktu yang sangat singkat, karena yang lebih dari hajatmu itu bukan milikmu, maka janganlah engkau merusaknya, jika engkau melampaui batas, maka engkau tercela.”

Kamis, 15 April 2010

JANGAN CENGENG

Ada Sebait bukan separagraf bukan....melekat di FB temanku yang terbaca secara disengaja olehku....sore pertengahan bulan april 2010 waktu itu. terlihat seperti puisi nan panjang, penuh gelombang perasaan, aku melihatnya sebagai bentuk curhat yang disemat....kedalam bait - bait pendek dibentuk panjang.....berjudul : JADI IKHWAN JANGAN CENGENG

sebelum tulisan nya hilang kucoba abadikan.......


Jadi Ikhwan jangan cengeng..


Dikasih amanah pura-pura batuk..
Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk..
Afwan ane sakit..
Afwan PR ane numpuk..
Afwan ane banyak kerjaan, kalo nggak selesai bisa dituntut..
Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk..
Terus dakwah gimana? digebuk?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit dengerin lagunya edcoustic..
udah gitu yang nantikanku di batas waktu, bikin nyelekit..
Ke-GR-an tuh kalo ente melilit..
Kesehariannya malah jadi genit..
Jauh dari kaca jadi hal yang sulit..
Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit SMSan sama akhwat pake Paketan SMS biar murah..
Rencana awal cuma kirim Tausyiah..
Lama-lama nanya kabar ruhiyah..
sampe kabar orang rumah..
Terselip mikir rencana walimah?
Tapi nggak berani karena terlalu wah!
Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Abis nonton film Palestina semangat membara..
Eh pas disuruh jadi mentor pergi entah kemana..
Semangat jadi penontonnya luar biasa..
Tapi nggak siap jadi pemainnya..
yang diartikan sama dengan hidup sengsara..
Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet buat pacaran..
Ketemuan di mol yang banyak taman..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma lirik-lirikan dan makan bakso berduaan..
Oh romantisnya, dunia pun heran..
Kalo ketemu Murabbi atau binaan..
Mau taruh di mana tuh muka yang jerawatan?
Oh malunya sama Murabbi atau binaan?
Sama Allah? Nggak kepikiran..
Yang penting nyes nyes romantis semriwing asoy-asoy-yaannn. .

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Disuruh infaq cengar-cengir. .
Buat beli tabloid bola nggak pake mikir..
Dibilang kikir marah-marah dah tuh bibir..
Suruh tenang dan berdzikir..
Malah tangan yang ketar-ketir. .
Leher saudaranya mau dipelintir!

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah..
Malah nyari Aminah..
Aminah dapet, terus Walimah..
Dakwah pun hilang di hutan antah berantah..
Dakwah yang dulu kemanakah?
Dakwah kawin lari..lari sama Aminah..
Duh duh…Amanah Aminah..
Dakwah.. dakwah..
Kalah sama Aminah..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Buka facebook liatin foto akhwat..
Dicari yang mengkilat..
Kalo udah dapet ya tinggal sikat..
Jurus maut Ikhwan padahal gak jago silat: “Assalammu’alaykum Ukhti, salam ukhuwah..udah kuliah? Suka coklat?”
Disambut baik sama ukhti, mulai berpikir untuk traktir Es Krim Coklat ..
Akhwatnya terpikat..
Mau juga ditraktir secara cepat..
Asik, akhirnya bisa jg ikhtilat…
ya udah.. langsung TEMBAK CEPAT!
Akhwatnya mau-mau tapi malu bikin penat..
badan goyang-goyang kayak ulat..
Ikhwannya nyamperin dengan kata-kata yang memikat..
Kasusnya sih kebanyakan yang ‘gulat’..
Zina pun menjadi hal yang nikmat..
Udah pasti dapet laknat..
Duh.. maksiat.. maksiat…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ilmu nggak seberapa hebat..
Udah mengatai Ustadz..
Nyadar diri woi lu tuh lulusan pesantren kilat..
Baca qur’an tajwid masih perlu banyak ralat..
Lho kok udah berani nuduh ustadz..
Semoga tuh otaknya dikasih sehat..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Status facebook tiap menit ganti..
Isinya tentang isi hati..
Buka-bukaan ngincer si wati..
Nunjukin diri kalau lagi patah hati..
Minta komen buat dikuatin biar gak mati bunuh diri..
Duh duh.. status kok bikin ruhiyah mati..
Dikemanakan materi yang ustadz sampaikan tadi?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat ikhwan-ikhwan yang lain deket banget sama akhwat mau ikutan..
Hidup jadi kayak sendirian di tengah hutan rambutan..
Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh..
tau dari pengajian..
Kepala cenat-cenut kebingungan. .
Oh kasihan..
Mendingan cacingan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak preman..
Makin bingung nyari teladan..
Teladannya bukan lagi idaman..
Hidup jadi abu-abu kayak mendungnya awan..
Mau jadi putih nggak kuat nahan..
Ah biarlah kutumpahkan semua dengan cacian makian..
Akhirnya aku ikut-ikutan jadi preman..
Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Diajakin dauroh alasannya segudang..
Semangat cuma pas diajak ke warung padang ..
Atau maen game bola sampe begadang..
Mata tidur pas ada lantunan tilawah yang mengundang..
Tapi mata kebuka lebar waktu nyicipin lauk rendang..
Duh.. berdendang…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Bangga disebut ikhwan..hati jadi wah..
Tapi jarang banget yang namanya tilawah..
Yang ada sering baca komik Naruto di depan sawah..
Hidup sekarang jadinya agak mewah..
Hidup mewah emang sah..
Tapi.. kesederhanaan yang dulu berakhir sudah?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dulunya di dakwah banyak amanah..
Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..
Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..
Akhirnya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..
Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..
Anak baru dipandang dengan mata sebelah..
Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..
Dari situ bilang.. Dadaaahhh..
Saya dulu lebih berat dalam dakwah..
Lanjutin perjuangan saya yah…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Nggak punya duit jadinya nggak dateng Liqo..
Nggak ada motor yaa halaqoh boro-boro..
Murabbi ikhlas dibikin melongo..
Binaan nggak ada satupun yang ngasih info..
Ngeliat binaan malah pada nonton tv liat presenter homo..
Ada pula yang tidur sambil meluk bantal guling bentuk si Komo..
Oh noo…

Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…

Akhi…
banyak sekali sebenarnya masalah Ikhwan..
Dimanapun harokahnya…

Akhi..
Di saat engkau tak mengambil bagian dari dakwah ini..
Maka akan makin banyak Ikhwan lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor..
Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm…
Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah dakwah..

Akhi..
Di saat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya..
Ikhwan-ikhwan lain sebenarnya lebih kecewa dari mu..
mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya..
dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu..
tapi mereka tetap bertahan..
menahan dua kekecewaan…
karena mereka sadar..
kekecewaan adalah hal yang manusiawi..
tapi dakwah harus selalu terukir dalam hati..

Akhi..
disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan..
sebenarnya, banyak ikhwan di luar sana yang alasannya lebih kuat dan masuk akal berkali-kali lipat dari mu..
tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. mereka memang punya alasan..
tapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah..
untuk Allah..
demi Allah..
mereka.. di saat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajjud.. bukan untuk meminta sesuatu..
tapi mereka menangis..
curhat ke Allah..
berharap Allah meringankan amanah mereka..
mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang habis untuk membiayai dakwah…

Akhi..
Sungguh..
dakwah ini jalan yang berat..
jalan yang terjal..
Rasul berdakwah hingga giginya patah..
dilempari batu..
dilempari kotoran..
diteror..
ancaman pembunuhan…

dakwah ini berat akhi..
dakwah ini bukan sebatas teori..
tapi pengalaman dan pengamalan… tak ada kata-kata ‘Jadilah..!’ maka hal itu akan terjadi..
yang ada ‘jadilah!’ lalu kau bergerak untuk menjadikannya. ..
maka hal itu akan terjadi..
itulah dakwah…
ilmu yang kau jadikan ia menjadi…

Akhi..
jika saudaramu selalu menangis tiap hari..
Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..?
meminjam bahumu..?
berkumpul dan berjuang bersama-sama…?
Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya..
untuk berterimakasih padamu..
Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya..

“Yaa Allah..
Terima kasih sudah memberi saudara seperjuangan kepadaku..
demi tegaknya Perintah dan laranganMu…
Kuatkanlah ikatan kami…”

“Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu.”

“Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar.”

“Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu.”

“Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong.
Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.

”Aamiin Allahumma aamiin


dikutip dari tausiyah seorang sahabat..