MUHAMMAD AL-FATIH 1453 (12)
MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 13: "The Throat Cutter"
Semenjak Murad wafat, kesenangan Konstantinopel
bermula, karena menganggap penggantinya jauh lebih lemah daripada Murad
II. Merek datang kepada Sultan Mehmed II untuk menawarkan pembaruan
perjanjian damai, memberikan upeti dan menekan Mehmed II. Khusus
Konstantinopel, mereka memanfaatkan Orhan, paman Mehmed yg memberontak,
dan meminta suaka di Konstantinopel. Konstantinopel mengumumkan, bahwa
Mehmed II harus membayar upeti yang besar, bila tidak Orhan akan
mengklaim tahtanya. Banyak pula ancaman2 lain datang pada Mehmed,
menekannya dan memanfaatkan anggapan tentang kelemahan Mehmed II
Mehmed II menanggapi semua itu dengan cantik, dia
menandatangani perjanjian damai dengan negara2 Balkan dan Eropa Barat.
Selain itu juga memberikan 300.000 keping perak kepada Konstantinopel
untuk 'biaya perawatan' Orhan. Makin jumawa Konstantinopel dibuatnya,
sehingga makin tumpul rasa awas mereka terhadap marabahaya yang
mengancam hidup. Begitulah Mehmed bekerja, dia menyetujui hampir setiap
permintaan negeri2 kristen kepadanya, agar musuh menjadi angkuh.
Sedangkan akalnya tetap bekerja, berpikir tentang rencana yang terbaik
yang hanya diketahuinya, tak boleh bocor keluar.
Mehmed juga berkata tentang prinsip kerahasiaan "Bila selembar janggutku tau rencanaku, aku akan segera membakarnya".
Begitulah Mehmed membiarkan Konstantinopel menggali kuburannya sendiri,
dengan keangkuhan yang membakar kewaspadaan mereka. Setelah membereskan
semua hubungan luar negeri, Sultan Mehmed lalu berkonsentrasi pada
proses penaklukkan Konstantinopel. Dia tahu persis, Konstantinopel
adalah kota lautan, maka untuk mengendalikan kota itu, dia harus
mengendalikan laut pula. constantinopel dan selat bosphorus yg merupakan urat nadinya
Terutama Selat Bosphorus yang menjadi urat nadi
Konstantinopel, bantuan logistik selalu datang tatkala kota terkepung.
Maka mau tidak mau selat ini harus ditutup, bila tidak, maka serangan
seperti apapun akan menjadi serangan percuma. Bahkan buyutnya, Beyazid
I, telah memikirkan hal ini dengan membangun Anadolu Hisar (Benteng
Asia) di sebelah Asia selat itu. anadolu hisari (anatolian fortress) yg dibangun beyazid I thn 1393 - 1934
Maka Sultan Mehmed berpikir lebih ekstrim, dia
menginginkan benteng yang berseberangan dengan benteng buyutnya. Itu
berarti bahwa benteng itu akan terletak di wilayah Eropa Selat
Bosphorus, berhadapan dengan Anadolu Hisar laksana gerbang. Itu berarti
pula memotong urat nadi Konstantinopel dan membunuhnya, karena Mehmed
akan menentukan logistik Konstantinopel.
Tatkala rencana ini sampai ke telinga Kaisar
Constantine, dia segera melayangkan protes serta ancaman kepada Sultan
Mehmed. Dia ingatkan dahulu kala Sultan Beyazid membangun bentengnya
meminta izin kaisar laksana "anak meminta izin pada ayahnya". Balasan Mehmed II sederhana dan tegas, "Bila aku ingin membangun benteng di tmpt itu, maka engkau tak dapat menghalangiku".
"Sultan yg sekarang tidak sama seperti sultan2 sblmnya, apa yang tak dapat mereka capai dapat dia capai dlm sekejap"
"Apa yang tak diinginkan oleh sultan2 yang lalu, maka dia akan melakukannya dengan cepat"
"Orang berikutnya yang datang dengan tujuan seperti ini (menghentikan pembangunan benteng), takkan pergi dalam keadaan hidup"
Jawaban Mehmed II mencengangkan dunia, kala itu
mereka baru mengetahui siapa sosok Sultan Mehmed II dan kekuatan
dirinya. Terlambat untuk menyadari itu, semua berjalan cepat. Dalam
waktu hanya 4 bulan benteng baru Mehmed berdiri kokoh di tempatnya.
Ahli2 zaman itu membicarakan bahwa benteng ini "lebih besar dari benteng
lain, namun lebih kecil dari sebuah kota". rumelia hisari selesai pada 1452 hanya dlm 4 bulan
Dengan 5000 pekerja siang malam, benteng seluas 31,250 m2 itu sekarang mengangkangi Selat Bosphorus bersama Anadolu Hisar. rumelia hisari (atas) - anadolu hisaria (bawah) mengapit selat bosphorus
Meriam-meriam dipasang disisinya sehingga "seekor burung pun takkan bisa melaluinya" tanpa izin dari Sultan Mehmed. Pandangan dari rumeli hisaria ke arah selat bosphorus
Putus sudah nasib Konstantinopel, bersamaan dengan
putusnya Selat Bosphorus melalui benteng baru Sultan Mehmed II. Itu pula
alasan orang2 Utsmani menyebut bentengnya sebagai 'Bogaz Kesen' -
Pemotong Selat atau Pemotong Tenggorokan. Nama formalnya adalah Rumelia
Hisari (Rumelian Fortress), dengan denah benteng menyerupai Muhammad
dalam aksara arab. Dunia membuka mata
dan memperhatikan langkah Mehmed II selanjutnya, keseriusannya mewujud
dalam bentuk benteng fenomenal. Sesungguhnya itulah perbedaan antara
yang serius dan tidak serius, yang serius mewujudkannya dengan akurat
dan cepat. Sekarang ancaman itu menjadi nyata, Konstantinopel
menyaksikan benteng itu dengan menahan napas karena rasa ngeri. rumeli hisaria dilihat dari atas, membentuk aksara "muhammad"
Menanti apalagi kejutan yang akan dilancarkan oleh Mehmed, tipudaya apalagi yang masih disimpan dalam benaknya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar